Saturday, 16 March 2013

Proposal Teknis dan Tanggapan TOR

Pada kesempatan kali ini serta beberapa bulan ke depan saya akan membicarakan tentang skripsi saya. Skripsi yang saya (dan teman2 fasttrack lainnya) buat bukanlah bentuk skripsi laporan penelitian seperti mahasiswa lain pada umumnya. Departemen Teknik Sipil UI telah membuat kebijakan baru mengenai bentuk skripsi lain yaitu biasa disebut dengan 'proyek'.

Di dalam sebuah proses pengadaan konstruksi terdapat berbagai perusahaan yang terilibat Pada umumnya proyek di Indonesia melibatkan owner, konsultan perencana dan beberapa kontraktor. Pihak lain yang biasa dilibatkan yaitu konsultan MK dan konsultan pengawas. Dan bahkan dalam beberapa proyek hanya melibatkan satu perusahaan saja yang dapat mencakup semua aspek.

Nah di dalam skripsi jenis "proyek" ini saya diberi tugas selayaknya sebagai konsultan perencana. Saya diberikan sebuah proyek dalam bentuk TOR (Term of Reference) atau yang juga biasa disebut sebagai KAK (kerangka acuan kerja). Di dalam TOR ini terdapat penjabaran definisi dari bangunan yang diinginkan oleh owner berupa denah bangunan arsitektur dan ketentuan2 lain dari bangunan. Pada proyek ini kelompok saya (2orang) mendapat proyek hanggar, sedangkan kelompok lainnya mendapat proyek flyover, jembatan, serta rumah sakit. Kira2 bentuk desain hanggarnya seperti ini


sumber: http://www.aircraft-hangars.com/images/update/ups-wireframe600.jpg


Tugas kami sebagai kontraktor perencana adalah untuk memutuskan jenis struktur yang dipilih berupa struktur atas, pondasi, drainase dan perkerasan dengan melakukan berbagai pertimbangan. Untuk bisa memutuskan jenis struktur tersebut kami harus mengumpulkan data2 pendukung yang sebagian diberikan dan sebagian harus kami cari sendiri. Kemudian setelah memutuskan jenis struktur, kami melakukan perhitungan sehingga keluar dimensi2 dari setiap komponen tersebut serta tidak lupa dengan perhitungan RAB dan pembuatan KAK nya.

Semua proses ini dilakukan selama satu semester dimana presentasi progres pekerjaan dilakukan dalam 5 tahap persis seperti kontraktor perencana pada umunya kelima tahap tersebut adalah:

1. Proposal teknis dan tanggapan terhadap TOR
2. Laporan pendahuluan
3. Laporan antara
4. Laporan draft final
5. Laporan final

Berikut ini saya berikan kandungan2 yang harus dimasukkan ke dalam laporan 'Proposal teknis dan tanggapan terhadap TOR' yang diambil dari berbagai sumber
http://www.4shared.com/office/QVoRa-7S/Tugas_1.html

Untuk sementara segini saja dulu. Secara keseluruhan skripsi jenis ini cukup complicated juga karena pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh beberapa tenaga ahli konsultan perencana, kali ini hanya dikerjakan 2 mahasiswa.

“Whatever the mind of man can conceive, it can achieve” W. Clement Stone


Sunday, 17 February 2013

Manajemen Sistem Rekayasa Nilai dalam Konstruksi

Telah dijelaskan sebelumnya mengenai Manajemen Sistem Rekayasa Nilai beserta sebagian teorinya pada post sebelumnya (link). Kali ini saya akan menjelaskan peran dari manajemen nilai dalam dunia konstruksi.

Pada tahap awal dari prakonstruksi terdapat studi kelayakan atau yang biasa disebut feasibility study untuk memastikan bahwa perencanaan proyek tersebut memenuhi persyaratan, seperti: fungsi utamanya, efek sosialnya, pengaruh lingkungan, mitigasi resikonya dan tentunya sesuai budget atau layak untuk diinvestasikan, sebelum akhirnya dibuatkan DED (Detailed Engineering Desaign).

Dalam tugas besar mata kuliah ini kami (para mahasiswa) diharapkan dapat meningkatkan feasibility dari suatu proyek. Tiap anggota kelompok mendapatkan satu contoh kasus proyek yang memang perlu dilakukan feasibility study dan kebetulan klompok saya  mendapatkan proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) dengan variabelnya fungsi energi dan telekomunikasi.

Sumber ilustrasi: detik.com

JSS merupakan salah satu megaproyek yang ada di Indonesia dimana kendala dari proyek ini adalah pada tingkat feasibility nya. Pertimbangan pemerintah mengenai kelayakan investasi proyek ini pun mengalami perubahan lingkup proyek yang ditawarkan dalam buku PPP dari yang sebelumnya hanya sebatas pembangunan fisik JSS sebagai jalan tol dengan biaya 11 milyar dollar AS pada buku PPP tahun 2010, diperluas lingkupnya sehingga pembangunan JSS menjadi bagian dari proyek Pembangunan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda pada buku PPP 2011 dan PPP 2012 dengan biaya 25 miliar dollar AS.

Dana pembangunan yang besar itu jika hanya ditopang oleh biaya akses kendaraan/ tol maka akan memiliki tingkat IRR (Internal Rate of Return) yang sangat kecil sehingga akan mengurangi tingkat minat investor, dilain pihak jika biaya jalan tol dinaikkan sampai tingkat IRR yang dibutuhkan, biaya tol menjadi tidak terjangkau oleh masyarakat.

Solusi lain dalam meningkatkan nilai IRR adalah dengan meningkatkan nilai dari proyek tersebut. Dalam tugas yang kami buat, peningkatan nilai dilakukan dengan penambahan fungsi dari JSS. Penambahan fungsi tersebut tentunya akan meningkatkan besar initial cost dari JSS. Akan tetapi diharapkan jika dihitung secara Life Cylce Cost, maka besarnya IRR akan meningkat.

Berikut adalah link tugas besar Manajemen Rekayasa Nilai kelompok kami, semoga bermanfaat
http://www.4shared.com/office/mj225nlS/Manajemen_Nilai_JSS.html

"a person who never made a mistake never tried anything new."  -Albert Einstein