Manajemen Sistem Rekayasa dan Nilai atau yang biasa disingkat 'sisrek' adalah salah satu mata kuliah yang ada di Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan bagi mahasiswa S1 pada semester ke 7 sekaligus juga mata kuliah wajib bagi mahasiswa S2 yang mengambil Infrastruktur dan Manajemen Proyek serta Manajemen Konstruksi.
Rekayasa Nilai atau yang biasa disebut sebagai Value Engineering (VE) terbilang merupakan ilmu yang cukup baru di Indonesia. Padahal di negara2 maju di luar sana ilmu ini sudah berkembang dengan pesat bahkan telah dibuat peraturan agar ilmu ini diterapkan pada proyek-proyek besar (kata dosen saya). Penerapan ilmu ini sangat penting agar dana yang sangat besar dari proyek tersebut dapat digunakan secara maksimal dan efektif.
Berangkat dari pertanyaan yang paling mendasar, sebenarnya apa yang disebut dengan nilai? Saya sendiri tidak bisa menjelaskannya dengan kata2 deskriptif, mungkin akan lebih pas bila dijelaskan dengan menggunakan persamaan.
Menurut standar SAVE (2007), Nilai (value) adalah sebuah pernyataan hubungan antara fungsi-fungsi dan sumber daya. Secara umum nilai (value) digambarkan melalui hubungan sebagai berikut:
Nilai (Value) = Fungsi /
Sumber Daya
Dimana fungsi diukur oleh
kinerja yang dipersyaratkan oleh pelanggan. Sedangkan sumber daya diukur dalam
jumlah material, tenaga kerja, harga, waktu, dan lain-lain yang diperlukan
untuk menyelesaikan fungsi tersebut.
Sementara itu menurut Dell Isola (1997) ada 3 elemen dasar yang diperlukan untuk mengukur sebuah nilai (value) yaitu fungsi (function), kualitas (quality), dan biaya (cost). 3 elemen ini dapat diinterpretasikan melalui hubungan dibawah ini.
Sementara itu menurut Dell Isola (1997) ada 3 elemen dasar yang diperlukan untuk mengukur sebuah nilai (value) yaitu fungsi (function), kualitas (quality), dan biaya (cost). 3 elemen ini dapat diinterpretasikan melalui hubungan dibawah ini.
Dimana :
Fuction = Pekerjaan tertentu yang sebuah desain/item harus lakukan
Qualitiy =
Kebutuhan, keinginan, dan harapan pemilik atau pengguna
Cost = Biaya
siklus hidup dari sebuah produk/proyek (LCC)
Kontraktor maupun perencana pada umumnya hanya berfokus dalam pengurangan cost untuk bisa meningkatkan nilai dari proyek tersebut dan juga pandangan mereka tentang cost hanya terbatas pada biaya awal saja (initial cost). Padahal dalam ilmu Value Engineering (VE) yang disebut cost adalah biaya secara keseluruhan dari desain hingga decommissioning proyek, adapun di dalamnya terdapat biaya maintenance dan operation yang diakumulasikan dengan pendekatan Ekonomi Teknik (Engineering Economics) dimana bunga dan inflasi negara sangat berpengaruh terhadap perubahan nilai uang.
Berdasarkan rumus Dell Isola di atas, kita bisa mengartikan bahwa sebenarnya untuk meningkatkan sebuah nilai proyek atau produk, tidak hanya bisa dilakukan dengan mengurangi cost saja tetapi juga dapat dilakukan dengan meningkatkan fungsi dan kualitas dari proyek/produk tersebut. Bahkan tidak masalah jika biaya yang dikeluarkan lebih besar asalkan kualitas/fungsi juga meningkat dengan rasio perbandingan yang lebih besar.
Agar lebih 'ngeh' dari pernyataan2 diatas akan saya gambarkan sebagai berikut:
1. Perbandingan Fungi terhadap Biaya
Saat ini HP yang beredar di masyarakat sangatlah variatif. Mulai dari harga ratusan ribu sampai di atas 10jt banyak dipasarkan. Sebut saja merk samsung dan apple yang saat ini menguasai pasar HP. Mereka sedang berlomba-lomba untuk menciptakan smartphone terbaik. Kedua produk tersebut tidaklah berlomba-lomba dalam menciptakan produk yang murah, bahkan keduanya terkenal sebagai produk yang berkelas karena harganya yang menurut saya tidak manusiawi. Tetapi di sisi lain dari harga tinggi tersebut terdapat beragam fungsi yang jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan HP yang murah sehingga bagi beberapa orang yang mempunyai uang lebih, mereka akan memilih HP dari kedua brand tersebut
Dari fakta ini bisa saya simpulkan bahwa untuk mendapatkan nilai lebih dari suatu barang tidak hanya dapat dilakukan dengan penurunan harga saja tetapi dapat juga dilakukan dengan peningkatan harga asalkan fungsi dari produk tersebut juga meningkat dengan rasio yang lebih baik.
Iphone dan Samsung
2. Perbandingan Kualitas terhadap Biaya
Tidak jauh dari contoh pada poin satu, untuk menggambarkan poin 2 ini saya juga akan menggunakan 'pasaran HP' sebagai contohnya. Kita tentunya pernah melihat produk2 dengan fungsi yang mendekati kedua brand HP tersebut (samsung dan apple) tetapi mempunyai harga yang jauh lebih murah. Sebut saja merk2 yang berasal dari sebuah negara, yang terkenal dengan barang2 elektroniknya yang murah tetapi terkadang mudah rusak, merk2 ini saya sebut saja brand X. Brand samsung-apple dan brand X mempunyai fitur/fungsi yang sama tetapi dengan harga yang relatif cukup jauh. Jika kita mengabaikan nilai quality tentunya brand X akan memiliki value yang lebih tinggi dibandingkan merk samsung-apple. Tetapi pada kenyataanya brand samsung-apple tetap menjadi pilihan utama masyarakat mayoritas karena quality juga berperan dalam meningkatkan value sebuah produk.
Yang saya rasakan selama mengambil mata kuliah ini adalah mata kuliah ini tidak seperti mata kuliah teknik sipil lainnya. Yang biasanya mahasiswa hanya disuguhkan dengan berbagai perhitungan logika dan rumus empiris, pada mata kuliah ini mahasiswa akan ditanamkan mengenai kerangka berpikir dan mindset agar timbul berbagai alternatif serta inovasi yang bisa diciptakan.
Untuk contoh aplikasi value engineering (VE) dalam dunia konstruksi akan saya jelaskan di lain posting sekalian memposting tugas akhir mata kuliah ini. Terimakasih. . .
“Imagination is everything. It is the preview of life’s coming attractions.” Albert Einstein
No comments:
Post a Comment